Sejarah Pulau Kalimantan
Asal Usul Nama Pulau Kalimantan
Pulau Kalimantan memperoleh namanya dari kata Sanskrit "Kalamanthana," yang berarti "pulau bercuaca terbakar." Nama ini mencerminkan iklim tropisnya yang panas dan lembab. Kata tersebut terdiri dari "kal[a]" yang berarti "masa, musim, waktu" dan "manthan[a]" yang berarti "mendidih, memusing, membakar."[2]
Selain itu, pulau ini juga dikenal di seluruh dunia dengan nama "Borneo" sejak abad ke-15 M. Nama "Borneo" berasal dari nama pohon "Borneol" (bahasa Latin: Dryobalanops camphora), yang mengandung terpen, bahan yang digunakan untuk antiseptik atau minyak wangi. Pohon Borneol ini banyak tumbuh di Kalimantan,[4][5], sehingga pulau ini dikenal sebagai pulau "Borneo" atau pulau penghasil "borneol" oleh para pedagang Eropa[6].
Kerajaan Brunei, yang dikenal sebagai "Barunah" ketika bangsa Eropa datang ke wilayah Nusantara, menghasilkan banyak kamper (borneol) di pelabuhannya di Muara. Oleh karena itu, nama pulau ini diidentikkan dengan nama Kerajaan Brunei saat itu oleh para pedagang Arab, Eropa, dan China. Ini terjadi karena Kerajaan Brunei merupakan salah satu kerajaan terbesar di pulau ini pada masa itu (selepas abad ke-14).[7]
Nama "Kalimantan" digunakan oleh Kesultanan Banjar dan kemudian diadopsi oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai nama Provinsi Kalimantan.